MARI BELAJAR GAYA HIDUP BANGSA CHINA
Oleh : KH. A. Hasyim Muzadi
Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang
Saya ingin menyampaikan sesuatu yang menarik tentang RRC (Tiongkok) kepada
kamu semua. Dengan perjalanan ini, saya menjadi lebih mengerti kenapa
Rasulullah SAW menganjurkan kita supaya mencari ilmu, sekalipun ke Negeri
Cina. Saya perhatikan ada beberapa kekhususan dari China , yaitu:
1. Segi Historis (Sejarah)
China adalah bangsa yang tua karena beribu-ribu tahun sebelum masehi, China
sudah menjadi bangsa yang besar bersama dengan Romawi, Yunani , Persia ,
India , dll. Ini adalah bangsa-bangsa tua yang ribuan tahun sebelum masehi
sudah dikenal dalam sejarah.
2. Segi Geografis
China persis berada pada posisi tengah-tengah dari Benua Asia. Adapun
selisih waktu antara Beijing dengan Jakarta hanya 1 jam sebagaimana selisih
WIB dan WITA.
Luas Negara China ini luar biasa, bahkan melampui luasnya Amerika Serikat
dan hampir sama dengan luas Uni Sovyet sebelum pecah.
3. Segi Populasi
Negara China mempunyai jumlah populasi terbesar di dunia, yaitu mencapai
1,3 milyar jiwa. Ini jumlah penduduk yang ada di China daratan, belum lagi
bangsa China berada di luar China (Overseas China). Di Negara mana-mana
pasti ada orang China , termasuk Kalpataru, Cengger Ayam, bahkan daerah
yang nyelempit-nyelempit itu. Jadi, tidak ada satu kota pun di dunia ini
yang tidak ada orang Chinanya. Jumlah populasi orang China yang berada di
luar RRC itu kalau ditotal sekitar 600 juta jiwa. Sehingga kalau ditotal
secara keseluruhan, maka jumlah populasi warga China mencapai hampir 2
milyar jiwa.
4. Segi Ekonomi
China ini adalah bangsa yang mempunyai etos kerja tinggi dan pekerja keras.
Dalam satu hari, orang China mampu bekerja selama 11 jam, padahal kita saja
yang berkerja 8 jam sehari sudah merasa berat. Perhatikan orang China yang
buka toko. Pada pukul 06.00 dia sudah membuka toko dan tutup menjelang
Maghrib, kemudian malam harinya, dia totalan. Jadi, waktu yang tersisa itu
hanya digunakan untuk tidur atau untuk keperluan yang berkaitan dengan
usaha dagangnya.
Di samping sebagai pekerja keras, orang China adalah pekerja cerdas.
Sekarang ini, tidak ada satu barang pun di dunia ini yang tidak ditiru oleh
Negara China . Suatu saat saya pergi ke pasar malem. Di sana saya
ditunjukkan jam tangan merk Rolex, mulai dari yang asli seharga 70 juta
Rupiah, sampai Rolex yang seharga Rp. 70.000, dan kita sulit untuk
membedakan antara yang asli dengan yang palsu. Oleh karena itu, RRC
mempunyai potensi luar biasa untuk menghancurkan Barat. Apalagi
produksi-produksi di sana dibuat secara besar-besaran, yaitu kalau satu
orang membuat 10 baju, maka dari RRC akan mengekspor sekirat 12-13 milyar
baju.
5. Rasa Persaudaraan (Kecinaan)
Bangsa China mempunyai rasa “kecinaan” dunia. Jadi, kalau orang China
ketemu sama orang China lainnya, perasaannya lain dibandingkan ketemu
dengan kita.
6. Segi Politik
Dahulu Negara China diperintah oleh Kaisar. Tunduk kepada Kaisar adalah
harga mati, sehingga pada zaman Kekaisaran, Kaisar menyuruh rakyat untuk
membangon tembok besar China meski harus mengorbankan ratusan ribu jiwa.
Tembok besar China ini dibangun di puncak-puncak bukit dan panjangnya
sekita sepanjang 6000 KM. Kalau ada pekerja yang mati, maka langsung
dikuburkan di dekat situ. Jadi, tembok besar China itu sebenarnya angker
karena ada alam arwahnya.
Setelah itu Negara China dipimpin oleh Komunis. Pemerintahan Komunis
ditambah dengan etos kerja bangsa China yang luar biasa, menjadikan Negara
China memperoleh untung besar. Kenapa?, karena nilai yang dimakan oleh
masing-masing orang China , lebih sedikit dari pada nilai hasil kerja
mereka. Ibaratnya: kalau nilai kerjanya Rp. 20.000 perhari, maka dia hanya
memakainya sebanyak Rp, 10.000 sehari, sedangkan yang Rp. 10.000 lainnya
menjadi hak Negara, sehingga yang semakin kuat adalah Negaranya. Ini
terjadi pada waktu pemerintahan Komunis dipimpin oleh tokoh bernama Mao
Zedong.
Setelah Mao Zedong meninggal dunia, sistem ekonomi China diubah, namun
politiknya tetap berhaluan Komunis. Artinya: orang China masih
diperintahkan untuk kolektivitas, tapi ekonomi China mulai dibuka
pelan-pelan. Dari situ, mulai ada ekspor dan impor, investasi, dsb. Bahkan
lebih dari 4 juta anak-anak muda China , dikirim ke seluruh dunia untuk
belajar membuat barang-barang yang dibuat di negara-negara yang mereka
tempati. Semua itu dibiayai oleh Negara.
Akhirnya ekonomi China meledak dan berkembang sangat pesat. Kenapa?, karena
bangsa China itu tidak suka hidup mewah, di samping karena budaya, juga
karena faktor politik Komunisme yang dianut. Jadi, Negara China itu dari
Komunis, bergeser ke arah Sosialis yang agak longgar, bahkan sekarang
menjadi Kapitalis, namun bukan “dikapitalisi” oleh orang lain.
Dalam tempo kurang dari 20 tahun, kota-kota besar di China disulap menjadi
lebih hebat dari Washington dan New York . Jadi, di sana saya seperti
memasuki daerah yang aneh, karena saya dulu pernah ke China , tapi tidak
seperti yang sekarang ini. Sekarang ini Negara China luar biasa hebatnya
dan mulai menggeser posisi ekonomi Barat. Kenapa itu bisa terjadi?, karena
RRC tidak mau terikat dengan semua ikatan ekonomi internasional, baik itu
IMF, ILO, WTO, dsb. Sehingga RRC ini berjalan tidak berdasarkan konsensus
internasional, melainkan menggelinding sendirian dengan kekuatan raksasa
yang mereka miliki.
Hidup bangsa China tetep sederhana, karena mereka mempunyai budaya yang
mengacu kepada filsafat Konghucu. Sekalipun bangsa China adalah komunis
yang menganut ajaran tidak bertuhan (atheisme), tapi sebenarnya mereka
masih mendewakan Kongfuche sampai hari ini. Orang China yang beragama
Kristen menganut Konghuchu, orang China yang beragama Islam juga menganut
Konghuchu, dsb. Konghuchu sudah menjadi agama negara dan agama bangsa.
Umat Islam di China tidak besar, jumlah mereka kurang lebih sekitar 50 juta
saja. Apa artinya 50 juta muslim di tengah-tengah 1.3 milyar penduduk RRC.
Orang Islam di sana rata-rata sudah berusia tua yang kelasnya “Husnul
khatimah”.
Nah, yang menarik bagi saya dan mungkin cocok dengan kandungan Hadits di
atas adalah bahwa bangsa China itu selalu hidup di bawah jumlah
penghasilannya. Saya kira, sikap ini perlu kamu tiru. Tidak ada orang China
yang menghabiskan uang Rp. 10.000 sehari, kalau penghasilannya tidak
mencapai Rp. 15.000. Ketika orang China masih berpenghasilan Rp. 5.000,
maka dia hanya makan sebanyak Rp. 4.000 saja. Jadi, bangsa China itu
pantang memakan habis hasil keringatnya dan harus ada sisa dari hasil
keringatnya tadi.
Bangsa China sudah terbiasa hidup sederhana. Mereka bisa bikin mobil,
motor, dsb. Mereka juga bisa meniru sepeda motor model Harley Davidson.
Meskipun demikian, mereka jarang naik sepeda motor. Saya lihat di kota
Peking, kalau orang mau bepergian yang jaraknya kurang dari 1 KM, maka
mereka memilih jalan kaki; kalau lebih dari 1 KM, mereka memilih naik
sepeda; dan kalau lebih dari 5 KM, maka mereka memilih naik bus. Kalau
sudah kaya betul, baru mereka mempunyai mobil; itupun jarang dipakai,
karena mereka lebih suka naik bus sekalipun sudah mempunyai mobil sendiri.
Alasan mereka sederhana dan rasional, yaitu jalan kaki itu lebih hemat,
lebih sehat, lebih selamat, dan anti-polusi.
Di sana juga banyak sepeda pancal, namun sepeda yang dipakai itu
jelek-jelek, karena yang baik-baik itu untuk dijual. Jadi, bangsa China ini
mempunyai sifat-sifat yang agak aneh dibandingkan dengan bangsa-bangsa yang
lain. Orang China itu kalau yang terbaik untuk dijual, sedangkan yang jelek
untuk dipakai sendiri.
Di RRC jarang ada rumah mewah, yang banyak adalah rumah susun, maklum
jumlah penduduknya milyaran orang. Sedangan bangunan yang megah-megah
adalah semacam universitas, pertokoan, mall, kantor, dsb.
Orang-orang China jarang yang gemuk, padahal makannya banyak. Mereka bisa
langsing karena sering jalan kaki dan berolah raga. Bahkan hampir seluruh
tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat-obatan, tumbuh subur di Negara
China . Ibaratnya, Negara China adalah miniatur dari tanaman-tanaman yang
berkhasiat obat. Lha, ini yang menginspirasi Mr. Li Xiang untuk memproduksi
obat-obatan, tapi sudah dimodernisir. Pabrik yang dimiliki oleh Mr. Xiang
ini sekarang sudah menguasai 1/3 pasaran obat di dunia. Dia menggunakan
sistem MLM (Multi Level Marketing) dan sistem bonus, yaitu setiap orang
yang berhasil menggaet pelanggan lain, akan diberi bonus. Jadi, kalau saya
membuat 100 anak Al-Hikam membeli produk obatnya, maka saya akan
mendapatkan keuntungan dari 100 orang tadi. Dengan sistem promosi yang
berjenjang seperti ini, maka orang berlomba-lomba kaya
melalui pabrik milik Mr. Xiang ini. Bonusnya juga ndak tanggung-tanggung,
ada bonus berupa pesawat, kapal pesiar, mobil, sepeda motor, dsb.
Saya kan sudah ke Eropa, Amerika, Timur Tengah, Afrika, dsb., saya melihat
bangsa China ini memang aneh. Mereka lebih mendulukan bekerja dari pada
makan. Jumlah yang dimakan harus di bawah hasil kerja. Sebenarnya makannya
orang China itu banyak sama dengan makanya orang Arab; akan tetapi karena
mereka berolah-raga terus, sehingga jarang yang gemuk. Lain hanya dengan
orang Amerika, di sana ada wong gowo wetenge tok wis kabotan, mergo kakean
badokan (orang bawa perutnya sendiri sudah keberatan, sebab kebanyakan
makan. red). Lalu saya teringat pada Hadits Rasulullah SAW , Hadits itu
ditujukan untuk urusan kehidupan duniawi.
Bangsa China ini pekerja keras dan pekerja cerdas. Kalau orang Bugis,
Madura dan Batak adalah pekerja keras, tapi tidak cerdas, sehingga kalau
ayahnya jualan rokok di rombong, maka anaknya juga demikian. Beda dengan
orang China ; kalau ayahnya jualan kacang buntelan, maka pada saat anaknya
nanti, usahanya sudah menjadi pabrik kacang. Jadi, untuk faktor
enterpreneurship, mungkin China itu nomer satu di dunia.
Orang Barat itu hebat dalam hal penelitian dan penemuan. Mereka meneliti
sampai bisa menemukan listrik, kereta api, silinder, dsb. Adapun masalah
berdagang dan mencari rezeki, jagonya adalah China . Sedangkan kalau makan
tapi tidak kerja, jagonya adalah orang Indonesia . Jadi, orang Indonesia
itu maunya, kalau kerja tidak berkeringat, tapi kalau makan, harus
berkeringat. Berarti di sini kita mengalami hambatan budaya untuk maju.
Ini semua membuat saya mikir-mikir: seandainya ibadah, tauhid, dan akhlaq
kita digandengkan dengan etos kerjanya orang China, maka saya kira, itulah
yang dimaksud oleh Hadits Rasulullah SAW:
Bekerjalah untuk duniammu, seakan-akan engkau hidup selamanya; dan
bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok hari
Kesalahan orang Islam adalah menghindari kerja keras, seakan-akan tidak
berkerja keras adalah bagian dari tasawuf, padahal pandangan seperti itu
adalah bagian dari kebodohan. Tasawuf itu ngeresii ati, bukan nganggur.
Banyak orang Islam yang merasa mulya ketika ngganggur, tapi kok urip,
padahal orang seperti ini pasti menjadi benalu atau seperti bunga teratai
yang hidup terombang-ambing di atas air, sekalipun berbunga, ia tidak bisa
lepas dari air. Oleh karena itu, saya ingin kamu semua mempunyai etos kerja
dan enterpreneurship.
Saya melihat orang China di sana jarang omong. Mereka ngomong seperlunya,
karena pekerjaan lebih mereka dahulukan. Sedangkan di sini, omong-omongan
tok iso sampek 4 jam sambil ngentekno kopi 4 gelas (berbincang-bincang saja
bisa sampai 4 jam sambil menghabiskan kopi 4 gelas. red), serta bercerita
yang sama sekali tidak ada gunanya. Ini disebut dengan wasting time
(menyia-nyiakan waktu), padahal di dalam Hadits disebutkan bahwa orang yang
menyia-nyiakan waktu atau hidupnya, berarti dia sedang disia-siakan oleh
Allah SWT.
Sebenarnya Islam mengajarkan etos kerja ini ketika Rasulullah SAW ditanya:
“Rezeki apa yang paling baik?”, beliau menjawab; “Rezeki terbaik adalah
rezeki hasil tangannya sendiri”. Kadang-kadang, karena orang tua masih
cukup, maka seseorang nebeng kepada orang tua, sementara dia sendiri tidak
ada mempunyai kreativitas; sehingga begitu ditinggal mati oleh orang
tuanya, dia akan kelabakan.
Saya melihat bahwa perusahaan-perusahaan besar milik orang China di
Indonesia, rata-rata Grand Manager-nya berusia di bawah 40 tahun. Misalnya:
Gudang Garam, Djarum, dsb. Perusahaan-perusahaan itu sudah tidak dipegang
oleh ayahnya, karena ayahnya sudah menjadi konsultan, sedangkan yang
menjadi eksekutif commite-nya adalah anak-anaknya.
Saya sebenarnya ingin kamu berlatih dua hal, yaitu: jangan memubadzirkan
waktumu, demi menegakkan etos kerja dan berusahalah berprestasi lebih
tinggi dari pada apa yang kamu butuhkan.
Hal-hal seperti di atas, kalau digandengkan dengan akhlak dan tauhid, maka
itulah bentuk nyata dari fiddunya hasanah wa fil-akhirati hasanah.
Negara-negara Islam, mulai dari Saudai Arabia sampai Maroko,
adalah Negara-negara yang kaya, namun bukan Negara yang maju. Negara-negara
di Timur Tengah menjadi Negara kaya, karena mempunyai minyaknya melimpah.
Namun karena yang menyedot minyak adalah Amerika, maka Negara-negara Timur
Tengah hanya dikasih 15 % dari hasil sedotan. Itu sudah membuat mereka
menjadi Negara kaya, akan tetapi tidak bisa menjadikan mereka sebagai
Negara maju, karena nyedot minyak saja tidak bisa. Sementara Negara-negara
di Timur Tengah yang tidak punya minyak, semuanya menjadi Negara miskin,
contoh: Mesir , Tunisia , Al-Jazair, Moroko, apalagi Sudan . Sudan itu
ibukotanya bernama Kartoum, namun bandara Kartoum saja tidak ada WC-nya,
sehingga kalau mau kencing harus melayu adoh ke tempat sing gerumbul-gerumbul (yang rimbun. red), sehabis kencing, diobati (maksudnya; diobat-abit).
Sebenarnya, perintah melihat bangsa China adalah bagian dari Hadits yang
menyatakan bahwa hikmah itu adalah milik orang mukmin. Kalau hikmah itu
kececer pada orang lain, maka hikmah itu adalah milikmu. Jangan karena
tidak Islam, lalu kamu memusuhi mereka. Karena mutiara itu kececer dan
dipegang oleh orang lain, maka ambil kembali hikah itu. Contoh: Penelitian
itu kan perintah Islam, lalu kenapa kita tidak memakai hasil penelitian
orang Eropa?. Dulu, sebelum orang Eropa maju, yang bisa meneliti dalam
bidang kedokteran, matematika, gizi, dsb. diteliti oleh ulama’-ulama’
Islam. Oleh karena itu, ambillah hikmah dari mana saja, asal hikmah itu
benar menurut syariat Islam.
Jadi, tidak bagus kalau ada orang yang membeda-bedakan antara daerah Islam
dengan daerah yang tidak Islam. Karena di daerah Islam itu ada tauhid,
namun ada kelemahan; sedangkan di daerah yang tidak Islam, ada kekufuran,
namun ada kelebihannya. Hanya saja, sampai hari ini, orang-orang Timur
Tengah, masih juga membagi peta antara Negara Islam dengan Negara tidak
Islam, padahal mutiara-mutiara Islam sebagai agama, telah tercecer di
sana-sana, karena tidak dipegang oleh orang muslim di negara Islam itu sendiri.
Ketika saya masuk Somalia , penduduknya begitu miskin. Kalau di sana ada
orang bisa makan cukup setiap hari, itu sudah Alhamdulillah. Padahal Negara
ini mempunyai tambang-tambang yang banyak. Ini semua mengingatkan kita,
kenapa Negeri Islam, penduduknya miskin-miskin, sedangkan penduduk di
daerah non-muslim kok tidak demikian. Ilmu memang ada di sini, namun yang
melakukan adalah orang di luar Islam. Jadi, ilmu etos kerja, ilmu
penelitian dan kerja keras adalah Islami. Mereka yang melakukan ilmu itu,
meskipun ndak pakai syahadat; sedangkan di Negara-negara Islam pakai
syahadat, tapi ilmunya tidak diamalkan. Jadi, kalau syahadat itu ibarat
lokomitif, sedangkan gerbongnya adalah ilmu. Baik lokomotif maupun gerbong,
itu sama-sama diperlukan. Kalau ada lokomotif ndak pakai gerbong, itu kan lucu.
Akhirnya di Negara-negara Islam, penduduknya bertentangan karena selisih
paham, saling bunuh-membunuh karena selisih aliran, dsb. Jadi, Islam yang
kaffah itu bukan Negara harus distempel Islam, namun unsur-unsur
ke-Islam-an yang harus diterapkan di Negara itu. Nah, sekarang itu,
golongan seperti Hizbut Tahrir, FPI, dsb. mengatakan bahwa Islam Kaffah
adalah kalau Indonesia yang dihuni oleh banyak orang Islam ini, distempel
Islam; ndak peduli apakah masyarakat di dalamnya itu menjadi maling atau
tidak. Padahal yang akan dihisab nanti adalah orang-perorang, bukan
institusi. Jadi yang harus bertanggung jawab adalah individu, bukan nation
state-nya. Baru pemahamannya saja, mereka sudah menceng dan tidak
karu-karuan. Mereka itu sebenarnya tidak kaffah, tapi merasa paling
kaffah. Kemarin saya didatangi oleh Redaktur Majalah Sabili;
saya dikritik karena saya kok masih mempertahankan Pancasila, kenapa kok
tidak setuju dengan Khilafah, berarti tidak kaffah. Lalu saya jawab: Lho,
yang dimaksud kaffah bukan simbolistik-simbolistik, melainkan hikmah-hikmah
Islam yang berserakan, kemudian dijadikan satu, itulah Islam kaffah.
Untuk mengerti bahwa shadaqah itu penting, kita cukup membaca Hadits. Akan
tetapi untuk menciptaan masyarakat yang mampu bersedekah, maka tidak cukup
hanya dengan menghafalkan Hadits-hadits, karena itu adalah proses
perjuangan ekonomi kerakyatan. Sementara sekolah-sekolah Islam yang di
Timur Tengah, isinya menghafal saja, sehingga berhenti sampai hafalan,
tidak pada aktualisasinya. Dino-dino omongane dalil (sehari-hari bicara
dalil. red), tapi dalil iku gak tahu dilakoni (tidak pernah dilakukan.red).
Semua ini menjadikan saya termenung. Sudah berapa Negara yang saya
kelilingi, saya kira sudah lebih dari 40 Negara. Namun, untuk kunjungan ke
China , rasanya lain bagi saya. Bagaimana tidak?, mereka punya sesuatu,
tapi tidak mau pakai; mempunyai etos kerja tinggi, tetapi hidup sederhana;
barang yang terbaik untuk dijual, sedangkan yang asal jadi, dipakai
sendiri. Mereka juga jarang yang mau pakai sepeda motor, karena
mengakibatkan polusi dan tidak sehat. Maka dari itu, umure wong Chino iku
dowo-dowo, gak mati-mati sampek tuek tuyuk-tuyuk (umur orang china itu
panjang-panjang, tidak mati-mati sampai tua. red) , bahkan mencapai usia
lebih dari 100 tahun.
Jadi, budaya kita ternyata tidak produktif. Bagaimana kita bisa mempunyai
budaya yang produktif, tapi etis dan tauhidi dan Islami, ini baru menjadi
bangunan dari fiddunya hasanah wa fil akhriati hasanah.
Saya masih akan ke Moskow. Rusia itu dedengkot komunis dunia. Mereka telah
mendirikan komunisme yang bertahan selama 70 tahun, lalu ambruk. Kenapa
Rusia setelah direformasi, kok ambruk, sedangkan China setelah reformasi
kok malah melejit, padahal keduanya sama-sama komunis?. Itu karena komunis
di China menggunakan budaya China , yaitu makan kurang dari penghasilan;
sementara orang Rusia, biaya makan melebihi kapasitas hasil kerjanya.
Sekarang ini orang China pergi ke Moskow secara besar-besaran untuk
menggarap pertanian-pertanian. Sehingga sekarang ini Rusia tampaknya berada
di bawah kendali RRC.
Ketika saya di China , saya bertemu dengan pedagang Amerika yang berasal
dari Wall Street di New york . Dia minta dengan hormat, supaya China itu
tidak mengekspor barang-barang seperti sekarang ini, karena kalau ini
diteruskan, maka perekonomian akan ambruk dalam 5 tahun. Jawabnya orang
China : “Saya tidak ingin mengekspor barang saya, kalau rakyat Anda tidak
ingin membeli barang saya”. Itungan China kan begini: Penduduk China itu
berjumlah 1.3 Milyar jiwa, kalau setiap orang memperoleh bati 1$ saja,
berarti untunganya sudah mencapai 1.3 Milyar dollar. Jadi, gimana mereka
mau disaingi, itu kan ndak mungkin.
www.careplusindonesia.com