Mengambil Petunjuk Dari China Untuk Harga Komoditi
Sentimen dari China masih mempengaruhi pergerakan pasar keuangan global. China masih menjadi pusat perhatian para pelaku pasar. Kedudukan China sebagai negara dengan GDP terbesar kedua dunia di bawah Amerika Serikat menjadi alasannya. Kontribusi GDP China (dalam Dollar AS) saat ini sudah mengambil porsi lebih dari 40% dari GDP global. Dua dekade lalu porsi GDP China hanya 15% dari GDP global, menurut Frederic Neumann, ekonom HSBC seperti dikutip CNBC. Oleh karena itu, saat ini wajar bila apa yang terjadi di China akan mempengaruhi pasar keuangan dunia.
Dengan GDP yang besar berarti aktivitas ekonomi di China juga besar. Aktivitas ekonomi yang besar berarti China membutuhkan banyak bahan mentah seperti komoditas dan energi. Seperti yang ditulis di Wall Street Journal, China merupakan konsumen komoditi terbesar untuk hampir semua komoditas.
China membeli persediaan komoditas global. Untuk minyak mentah, China membeli sekitar 12% persediaan global. Emas 23%, kapas 31%, minyak kelapa sawit 10%, dan sekitar 50% untuk beberapa komoditi metal seperti Alumunium, Nikel, Tembaga. Oleh karena itu, bila ada indikasi pelambatan atau kenaikan pertumbuhan dari China, harga-harga komoditi pasti akan turut terpengaruh. Dengan adanya indikasi pelambatan pertumbuhan China saat ini, harga-harga komoditas menjadi tertekan turun.
Harga emas dan minyak mentah saat ini masih dalam tekanan turun. Harga emas masih bergerak di kisaran $1080-90an per troy ons, sementara harga minyak mentah kembali memecahkan rekor terendah baru sejak tahun 2004 di $28.35 per barel. China masih akan menjadi perhatian pekan depan, dengan data-data yang ditunggu seperti data GDP kuartal ke-4 dan data pertumbuhan Produksi Industri bulan Desember. Kedua data ini akan mengkonfirmasi sentimen pasar terhadap China saat ini. Selain itu, untuk harga minyak mentah, pasar masih menunggu hasil akhir review IAEA (International Atomic Energy Agency) terhadap program nuklir Iran pekan ini. Kabar bagus dari IAEA akan kembali memberikan tekanan turun pada harga minyak mentah karena sanksi ekonomi terhadap Iran berpotensi dicabut.
Berikut support dan resisten pergerakan emas pekan ini :
Emas:
Resisten 3: 1107 (MA 100 harian)
Resisten 2: 1095.40 (Level tinggi 14 Januari)
Resisten 1: 1085.20 (MA 20 H4)
Support 1: 1076 (MA 50 harian)
Support 2: 1071.50 (Level rendah 14 Januari)
Support 3: 1061.80 (Level rendah 4 Januari)
Minyak Mentah WTI:
Resisten 3: 34.28 (Level tinggi 8 Januari)
Resisten 2: 32.15 (Level tinggi 12 Januari)
Resisten 1: 31.15 (Level tinggi 15 Januari)
Support 1: 28.47 (Level rendah November 2003)
Support 2: 26.65 (Level rendah September 2003)
Support 3: 25.04 (Level rendah 2003)
Sumber : Monex News (http://www.monexnews.com/register.htm?ref_wp=WP1005001A)