Month: Mei 2016

Workshop “Tradeworks” financial technology

Posted on

Workshop “Tradeworks” financial technology (hanya di PT Monex) membantu trading anda

-Trading tanpa emosi dan berdasarkan strategi.
-Trading efektif dengan penyusunan strategi trading lengkap secara otomatis
-Trading efisien dengan otomatisasi trading untuk mengakses pasar global 24 jam

Workshop premium class bagi client aktif dgn syarat sbb:
– Equity di atas 50jt hari senin tgl 30 Mei 2016 pukul 17.00 – 20.00 wib
– Equity diatas 200jt hari rabu tgl 1 juni 2016 pukul 17.00 – 20.00 wib

Lokasi acara :
Monex Auditorium
PT. Monex Investindo Futures Sahid Sudirman Centre (SSC) lt 17Jl. Jendral sudirman kav 86 jakarta.

Tempat terbatas segera daftarkan diri anda.
RSVP 081289151142 SMS/CALL

Flyer promo tradeworks 2

Periode Sulit Rupiah Belum Berakhir

Posted on

Tahun 2015 seakan menjadi momen sulit bagi mata uang Rupiah. Sama seperti mata uang negara berkembang lainnya, valuta kebanggaan Indonesia hancur lebur dihantam penguatan US Dollar. Kondisi ini kemungkinan bertahan hingga tahun depan karena adanya divergensi kebijakan moneter antara Jakarta dan Washington.

Rupiah berpeluang mengklaim lagi statusnya sebagai mata uang dengan kinerja paling buruk di Asia pada 2016 mendatang. Kombinasi antara penurunan cadangan devisa dan instabilitas neraca transaksi berjalan akan membuat valuta domestik melemah lagi terhadap US Dollar. Kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS) secara otomatis juga akan mengurangi daya tarik investasi sehingga dana asing yang sekarang parkir di dalam negeri rawan terbang lagi ke negara asalnya.

Trend penurunan Rupiah dimulai tahun 2012 dan 2013 lalu, di mana kurs domestik mengalami pelemahan masing-masing 5,9% dan 21% terhadap Dollar. Kala itu Rupiah terpukul oleh penurunan harga komoditas dunia dan pengetatan kebijakan moneter di Amerika. Beberapa bank investasi dan media keuangan sudah mengutarakan ramalannya masing-masing terkait dengan kinerja kurs Rupiah tahun depan. Societe Generale melihat Rupiah punya peluang besar menyentuh 15.300 per Dollar di akhir 2016 mendatang atau jauh lebih buruk dibandingkan dengan hasil survei analis Bloomberg yang hanya 14.750 serta ABN Amro Bank dan Credit Suisse di kisaran 15.000. Perusahaan keuangan dengan prediksi paling akurat ke-dua dalam ranking Bloomberg kuartal lalu, Nomura Holdings, bahkan menaikkan target kurs USD/IDR untuk akhir 2016 dari 14.850 menjadi 15.200. Tidak ada mata uang negara berkembang lain yang dinilai punya prospek lebih suram ketimbang IDR kecuali Peso Argentina dan Real Brazil.

Ada beberapa alasan kuat yang melatarbelakangi prediksi tadi. Selama 9 bulan terakhir (sampai dengan November 2015), cadangan devisa Indonesia konsisten menurun dengan persentase mencapai 10% atau rasio penurunan terbanyak sejak Desember 2013. Di saat yang sama, investor asing memegang obligasi berdenominasi Rupiah dalam jumlah besar dengan akumulasi mencapai 38%, lebih tinggi dibandingkan Malaysia (31%) dan Thailand (15%). Tingginya modal asing di instrumen surat hutang domestik membuat Rupiah rentan guncangan. Ketika pola kebijakan moneter di Amerika kembali seperti masa pra-krisis dan perekonomian China masih gagal bangkit, maka uang-uang asing atau hot money yang bertebaran di dalam negeri akan terbang ke negara asalnya masing-masing . Pemilik modal tidak akan menganggap aset Indonesia menarik lagi karena return investasi di negara maju sudah lebih tinggi. Dalam hal ini, ekonomi China turut berperan besar dalam pergerakan Rupiah karena negara ini merupakan mitra dagang strategis, terutama untuk urusan jual beli komoditas. Kelesuan ekonomi di sana sudah membuat harga dan pesanan produk hasil bumi dari Indonesia merosot tajam dalam 3 tahun terakhir sehingga Rupiah ikut loyo di pasar uang.

Cadangan devisa merupakan sumber pendanaan bank sentral untuk melakukan intervensi nilai tukar dengan cara menjual Dollar. Jika jumlahnya sedikit, maka Bank Indonesia tidak akan leluasa masuk ke pasar di saat Rupiah melemah tajam terutama akibat pengaruh kebijakan di Amerika. Secara fundamental, kondisi ekonomi domestik tahun depan diyakini lebih baik dibandingkan sekarang. Kalau pada 2015 ini pertumbuhan ekonomi diramalkan sebesar 4,7%, maka untuk tahun 2016 rasionya diprediksi di kisaran 5,1% (survei Bloomberg). Pemerintah sendiri menargetkan produk domestik bruto (GDP) meningkat di batas atas kisaran 5,2% sampai 5,6% pada tahun depan. Artinya untuk memenuhi target tersebut, pemerintah perlu memangkas suku bunganya lagi sehingga pesona Rupiah bisa semakin berkurang. Terbuka skenario pemangkasan suku BI rate sebanyak 3 kali dalam 12 bulan ke depan dengan besaran masing-masing 25 basis poin.

Kabinet Presiden Joko Widodo memang sudah melakukan berbagai cara untuk mempercepat roda ekonomi meski efeknya belum terasa. Serial kebijakan ekonomi dirilis beberapa kali dengan substansi pelonggaran aturan dan regulasi di berbagai bidang, mulai dari pajak hingga perizinan usaha. Namun restrukturisasi kebijakan tersebut tidak serta merta memperbaiki prospek ekonomi Indonesia tahun depan. Bank Dunia dalam pernyataan resminya pekan lalu menyebut 2016 adalah ‘periode yang menantang’ bagi Indonesia disertai ‘potensi gejolak’ karena permintaan barang dari China semakin sedikit dan Amerika mulai menaikkan suku bunga. Walaupun sektor belanja negara membaik, pemasukan pajak masih rendah dan mengancam rencana ekonomi pemerintah sehingga pertumbuhan ekonomi nasional hanya mencapai 5,3% per tahun.

Memang tidak ada yang bisa menerka secara akurat sampai level berapa valuta garuda akan terdepresiasi. Namun jika melihat histori dan realita yang ada, bukan tidak mungkin pelemahannya menyaingi rasio koreksi Rupiah terhadap Dollar sepanjang 2015 yang sudah menembus 11%

http://www.monexnews.com/market-outlook/periode-sulit-rupiah-belum-berakhir.htm

Demo Account http://www.mifx.com/ela/demo

UNDANGAN MONEX TRADING SEMINAR ADVANCE

Posted on Updated on

TRADEWORKS Platform for Consistent & Profitable Trades ( Hanya ada di MONEX )

1. Efektif:
– Seleksi indikator yang benar
– Manajemen keuangan
– Pengujian strategi

2. Efisien: otomasi trading untuk mengakses pasar 24 jam.

3. Tanpa emosi: Trading berdasar strategi.

4. Live Trading Seminar.

5. link tradeworks youtube https://youtu.be/JHdpGTBvEk8

6. Pembicara : Vicky Amarnani

Penawaran Spesial!!!

  • Akun Tradeworks hanya untuk Equity >= Rp.10 juta, gratis Tradeworks hingga 31 Desember 2016, Jika Anda belum memiliki account trading Monex, bisa daftar melalui link berikut http://www.mifx.com/Ela/live 
  • Mulai 1 Januari 2017:
    • Gratis hanya untuk Equity >= Rp. 100 juta.
    • Biaya berlangganan USD 25 per bulan untuk Equity antara Rp. 50 juta hingga di bawah Rp.100 juta.
    • Biaya berlangganan USD 60 per bulan untuk Equity di bawah 50 juta.
    • Disarankan untuk membawa laptop.

Acara akan kami selenggarakan pada:

Hari/Tgl : Rabu, 25 Mei 2016

Pukul     : 18.00 s/d 20.00 WIB
Tempat  : Monex Auditorium

                   PT. Monex Investindo Futures
                   Sahid Sudirman Center(SSC) lt.17
                   Jl. Jend.Sudirman Kav.86,Jakarta
Daftarkan segera hubungi 081289151142 (Iyan)
image001(1)

Trading Seminar

Posted on

MTS “Winning Strategy in Trading” Info & Registrasi Hubungi 081289151142

Sumber: Trading Seminar

Trading Seminar

Posted on

MTS “Winning Strategy in Trading”

Info & Registrasi Hubungi 081289151142

image002

Market Movers: Pasar Nantikan Rilis Data PMI Manufaktur dan Pidato Gubernur Bank Sentral

Posted on

Ditutupnya pasar keuangan di China dan Inggris pada hari Senin akan mempertipis volume perdagangan, sementara itu fokus investor akan tertuju pada data PMI manufaktur dari sejumlah negara di zona euro dan AS.

Bursa saham Asia anjlok di awal pekan, sementara yen masih cukup tangguh di awal pekan, bertahan di kisaran 106.30 per dollar.

Beberapa faktor yang berpotensi menjadi market movers hari ini:

PMI manufaktur zona euro

Sejumlah negara zona euro akan merilis data PMI sektor manufaktur, rilis angka yang masih berada di atas 50 menunjukkan sektor manufaktur negara tersebut masih terus bertumbuh, sementara hanya kejutan penurunan ke bawah level 50 yang berpotensi memberikan sentimen negatif bagi pasangan EURUSD.

Pidato oleh ECB Draghi

Dalam pidatonya di Frankfurt, pasar menantikan peluang dirinya akan memberikan informasi lebih mengenai situasi perekonomian saat ini dan apakah diperlukan pelonggaran kebijakan lebih lanjut. Penguatan euro belakangan ini pastinya menjadi hambatan dalam usahanya mengatasi deflasi, dan sinyal pelonggaran lebih lanjut dapat melorotkan EURUSD.

Laporan PMI manufaktur AS oleh ISM

PMI sektor manufaktur AS diperkirakan masih akan menunjukkan pertumbuhan, meski melambat dari bulan sebelumnya. Rilis data yang kurang lebih sesuai dari ekpsektasi kemungkinan tidak akan memicu pergerakan signifikan pada USD, sementara kejutan naik akan memberikan sentimen positif. kejutan turun pada data, terutama mendekati ke bawah level 50 akan memicu sentimen negatif untuk USD.

Pidato oleh SNB Jordan

Thomas Jordan  pada hari Jumat lalu mengatakan bahwa Swiss National Bank masih memiliki beberapa opsi kebijakan dan akan mengambil langkah guna mengatasi nilai tukar franc yang masih terlalu kuat secara signifikan. Trader akan fokus pada pernyataannya hari ini mengenai penguatan franc, dan mencermati petunjuk adanya kemungkinan pelonggaran kebijakan atau pun intervensi langsung pada pasar mata uang.
Info news lengkap bisa silahkan klik http://www.forexfactory.com/
Terima Kasih