Analisa
Market Movers: Pasar Mewaspadai Laporan Properti Dan Suplai Minyak Mentah AS
Sentimen risk appetite yang mendongkrak harga minyak mentah dan saham ikut menopang perdagangan Greenback yang juga didukung laporan ekonomi AS yang tidak mengecewakan. Hasil survei indeks Keyakinan Konsumen AS pada bulan in imeningkat dibandingkan bulan lalu, lebih baik dari prediksi. Hal ini memompa level indeks Dollar ke atas level 98. Investor akan mendapatkan laporan ekonomi AS dari sektor properti sebagai potensi market movers untuk hari ini. Nanti malam asosiasi pengembang nasional AS akan merilis laporan pending home sales untuk bulan November yang diestimasikan akan naik 0,6% dari peningkatan 0,2% pada bulan sebelumnya. Data yang lebih baik dari prediksi berpotensi meningkatkan valuasi Dollar AS lebih tinggi lagi.
Investor juga tidak akan melewatkan laporan resmi suplai minyak mentah di AS. Energy Information Administration (EIA) akan mempublikasikan jumlah suplai minyak mentah sepanjang pekan lalu dengan ekspektasi adanya penurunan sekitar 1,8 juta barel, melanjutkan pengurangan 5,9 juta barel pada pekan sebelumnya. American Petroleum Institute (API) sudah melaporkan ada kenaikan 2,9 juta barel pada pekan lalu yang membuat pasar minyak terpaksa mengurangi penguatannya di penghujung sesi. Jika data aktual ternyata mengkonfirmasi kenaikan tingkat suplai maka harga minyak dapat kembali tertekan.
Sumber : Monex News (http://www.monexnews.com/register.htm?ref_wp=WP1005001A)
Market Movers: Pasar Menantikan Rilis Data Perdagangan Dan Keyakinan Konsumen AS
Penurunan harga minyak mentah hampir 4% ikut menyeret perdagangan beberapa aset seperti emas dan pasar saham. Emas kesulitan memanfaatkan pelemahan Dollar AS terhadap beberapa mata uang utama sehingga ditutup melemah di bawah $1070 per troy ons. Sementara pasar saham global telah terbebani dengan penurunan harga minyak mentah mulai dari Asia, Eropa, sampai dengan AS.
Hari ini hanya AS yang akan merilis data ekonomi domestik. Laporan neraca perdagangan barang AS bulan November dan Keyakinan Konsumen versi CB bulan Desember yang akan dirilis nanti malam berpotensi menjadi market movers untuk hari ini. Defisit perdagangan barang AS dinilai masih akan menadapatkan dampak negatif dari penguatan Dollar AS dan perlambatan ekonomi global sehingga dikalkulasikan akan melebar pada bulan lalu, sentimen negatif untuk Dollar AS. Namun berbeda dengan data Keyakinan Konsumen AS versi lembaga CB yang diprediksi akan naik pada bulan ini, positif untuk Dollar AS.
Investor juga akan menantikan data tingkat suplai minyak mentah AS dari American Petroleum Institute (API) menjelang penutupan pasar. Pekan lalu secara mengejutkan suplai minyak mentah dilaporkan turun 3,6 juta barel berdasarkan data yang dihimpun API. Data ini menjadi awal rally 3-sesi minyak mentah yang sempat mencapai di atas level $38 per barel.
Sumber : Monex News (http://www.monexnews.com/register.htm?ref_wp=WP1005001A)
Market Movers: Pasar Mewaspadai Fluktuasi Minyak Mentah
Pekan ini data yang akan dirilis semakin sedikit karena akan menyambut peralihan tahun sehingga perdagangan masih cenderung bergerak fluktuatif. Hari ini hanya ada dua data ekonomi dari Jepang yang hasilnya jauh lebih buruk dari ekspektasi analis sehingga menjatuhkan valuasi Yen dan sebaliknya menopang perdagangan indeks Nikkei Jepang. Pasar komoditas seperti minyak mentah dan emas juga terkoreksi di awal sesi Asia setelah sempat rally dalam sesi perdagangan sebelum hari libur Natal.
Tidak ada data ekonomi yang dijadwalkan akan dirilis untuk hari ini selain dua data ekonomi dari Jepang, Penjualan Ritel dan Produksi Industri, yang telah dipublikasikan sebelum sesi Jepang dimulai. Indeks FTSE Inggris dan DAX Jerman juga akan ditutup hari ini menyambut Boxing Day.
Minimnya data ekonomi yang dapat memandu investor mencari tahu arah perdagangan akan membuat fokus beralih pada perdagangan minyak sebagai potensi market movers untuk hari ini. Pekan lalu harga minyak menikmati rally singkat selama 3-sesi beruntun berkat kejutan penurunan tingkat suplai minyak mentah di AS. Namun mendekati peralihan tahun yang membuat likuiditas cenderung rendah, perdagangan minyak mentah akan rentan dengan fluktuasi. Kondisi ini biasanya ikut berdampak dalam perdagangan indeks dan mata uang komoditas (seperti Aussie, Kiwi, dan Loonie).
Terima Kasih..
Sumber : Monex News (http://www.monexnews.com/register.htm?ref_wp=WP1005001A)
Market Movers: Pasar Akan Menghadapi Setumpuk Data AS:
Laporan Growth Domestic Product (GDP) AS kuartal ketiga yang lebih baik dari ekspektasi tidak mampu mengekang depresiasi Dollar AS yang melemah selama 3-sesi beruntun. Dollar AS hanya mampu menguat terhadap Sterling yang tertekan dengan laporan defisit anggaran Inggris yang melebar pada bulan lalu. Namun laporan pertumbuhan memuaskan dari negeri perekonomian terbesar dunia tersebut berhasil memaksa emas melemah.
Harga minyak mentah sendiri berhasil naik di penghujung perdagangan merespon penurunan laporan suplai minyak mentah AS pada pekan lalu sebesar 3,6 juta barel berdasarkan data American Petroleum Institute (API). Nanti malam, pemerintah AS melalui Energy Information Administration (EIA) akan merilis laporan mingguan jumlah suplai minyak mentah domestik, yang jika mengonfirmasi adanya penurunan akan berpotensi mendongkrak harga minyak menjadi lebih tinggi.
Hari ini beberapa terdapat cukup banyak data yang dapat menjadi market movers. Laporan penyempitan defisit perdagangan Selandia Baru pada bulan lalu menjadi yang lebih baik dari prediksi sudah menyumbang sentimen positif untuk Kiwi.
Inggris juga akan merilis laporan defisit transaksi berjalan untuk kuartal ketiga dengan prediksi akan melebar dibandingkan kuartal sebelumnya. Sterling telah tertekan selama 7-sesi beruntun terhadap Dollar dan data transaksi berjalan yang mengecewakan berpotensi memberikan tekanan tambahan pada Sterling.
Sesi New York akan dipenuhi data-data dari AS, dengan perhatian utama akan tertuju pada laporan core durable goods order bulan November dan indeks harga PCE Inti bulan November. Kedua data diprediksi akan naik dibandingkan bulan sebelumnya meski dengan laju yang berbeda. Tingkat pengeluaran personal bulan November telah dirilis lebih awal. Pengeluaran konsumen, faktor terbesar dalam ekonomi AS, dilaporkan naik dengan laju terbesar dalam 3-bulan. Secara keseluruhan data-data ekonomi AS mendukung proyeksi kondisi ekonomi AS yang memuaskan sehingga pelemahan Dollar AS oleh banyak trader lebih cenderung sebagai pergerakan teknikal.
Sumber : Monex News (http://www.monexnews.com/register.htm?ref_wp=WP1005001A)
Pasar Mempersiapkan Diri Menyambut Data GDP AS
Mayoritas mata uang stagnan di awal perdagangan mempersiapkan diri menyambut data Growth Domestic Product (GDP) AS nanti malam. Namun mata uang komoditas menyempatkan diri untuk menaikkan valuasinya berkat kenaikan harga minyak mentah. Pengumuman kebijakan ekonomi China yang lebih “akomodatif” direspon positif perdagangan minyak mentah meskipun traders masih mewaspadai tingginya tingkat suplai global. Beberapa indeks Asia juga berhasil mengurangi kerugiannya berkat akhir penguatan pasar saham AS serta prospek stimulus tambahan dari Beijing.
Terdapat tiga data ekonomi dari dua negara maju yang berpotensi menjadi market movers untuk hari ini. Pada sesi Eropa, investor Sterling akan menantikan data pinjaman sektor publik untuk bulan November. Sterling mencatatkan pelemahan 5-sesi beruntun terhadap Dollar AS seiring ekspektasi Bank of England (BoE) yang tidak terburu-buru mengikuti langkah pengetatan moneter Fed. Defisit yang lebih besar dari prediksi 11,9 miliar berpotensi semakin membebani perdagangan Sterling.
Pada sesi New York, AS akan merilis dua data ekonomi yaitu estimasi akhir GDP kuartal ketiga dan existing home sales bulan lalu. Pasar memprediksi tidak ada banyak perubahan pada tingkat penjualan rumah di AS pada bulan lalu. Data GDP kuartal ketiga AS sendiri diprediksi akan direvisi turun dari estimasi awal pertumbuhan 2,1% menjadi pertumbuhan 1,9%. Pasar berpotensi bergerak volatil ketika data aktual berbeda secara siginifikan dari prediksi pasar.
Sumber : Monex News (http://www.monexnews.com/register.htm?ref_wp=WP1005001A)
Emas Perpanjang Reli Karena Dollar Melemah Setelah Data AS
Harga emas naik lebih dari 1% pada hari Senin karena data AS yang lebih lemah dari perkiraan dan ketidakpastian tentang seberapa cepat Federal Reserve akan memperketat suku bunga pada tahun depan yang telah membebani dollar.
Kejatuhan terbaru pada harga minyak ke level terendah sejak 2004 terlihat membatasi kenaikan emas dalam jangka pendek. Logam mulia biasanya dipandang sebagai alat lindung terhadap inflasi yang biasanya dipengaruhi harga minyak.
Harga emas spot naik 1.18% di $1078.43/onz, setelah kenaikan 1.4% pada hari Jumat. Emas berjangka untuk kontrak Februari berakhir naik 1.5% di $1,080.60/onz.
Likuiditas diperkirakan akan turun karena perdagangan memasuki dua pekan terakhir tahun ini, ketika banyak dari mereka menjauh dari pasar untuk libur Natal dan Tahun Baru.
Analis logam mulia dari RBC Capitals di New York mengatakan bahwa saat ini adalah reli short covering yang baik ditengah semakin dekatnya pekan liburan. Dia juga menambahkan bahwa double bottom pada (level terendah 3 Desember) yang di bawah $1.050 mungkin akan menjadi faktor teknikal.
Logam mulia diburu pada hari Senin karena dollar jatuh setelah data dari Federal Reserve Chicago menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh pada laju di bawah rata-rata di bulan November sebelum bank sentral AS naikan suku bunga pada bulan lalu.
Sumber : Monex News (http://www.monexnews.com/register.htm?ref_wp=WP1005001A)
Minimnya Data Mengalihkan Fokus Pasar Ke Perdagangan Minyak
Kejatuhan harga minyak menjadi tajuk berita utama pada penghujung pekan lalu karena ikut menyeret pasar saham global. Indeks Dow Jones bahkan harus mencatatkan hari terburuknya sejak bulan September. Kejatuhan indeks-indeks Wall Street ikut memengaruhi perdagangan saham di Asia pada pagi ini ditemani harga minyak mentah yang masih bertahan di bawah level $36 per barel. Tanpa stimulus baru, pasar saham Eropa dan AS berpotensi mengekor kewaspadaan investor saham Asia, terutama jika pasar minyak masih melemah.
Mata uang Yen Jepang menjadi pusat perhatian pada penghujung pekan lalu, melonjak seiring ekspektasi habisnya senjata stimulus Bank of Japan (BoJ) setelah pada hari Jumat (18/12) bank sentral mengumumkan program baru untuk membeli Exchange-Traded Fund (ETF) dengan sebesar 300 miliar Yen untuk periode setahun. Stimulus terbaru ini lebih rendah dari eksektasi pasar sehingga Yen menguat tajam terhadap pasangan mata uangnya pada hari Jumat. Siang ini BoJ akan mempublikasikan laporan bulanannya berisi peninjauan kebijakan moneter yang telah diputuskan serta kondisi ekonomi domestik. Laporan ini akan menjadi pembuka pekan sebelum data inflasi dan pengeluaran rumah tangga pada penghujung pekan yang menjadi salah satu perhatian utama investor untuk pekan ini.
Namun demikian, hari ini akan minim dengan indikator ekonomi penting, sehingga traders akan mengawasi kondisi perdagangan minyak mentah sebagai potensi market movers
Sumber : Monex News (http://www.monexnews.com/register.htm?ref_wp=WP1005001A)
Market Movers: Antiklimaks Suku Bunga The Fed
Setelah dinanti sejak akhir tahun lalu, Federal Reserve AS akhirnya menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 0,25% – 0,50% dari sebelumnya 0% – 0,25%. Namun volatilitas pasar yang diperkirakan akan tinggi tidak terjadi, dan pergerakan pasar bisa dibilang normal. Indeks dollar terhadap mata uang utama hanya menguat 0,55% hingga perdagangan Rabu berakhir, sementara emas justru menguat.
Ekspektasi kenaikan suku bunga yang telah berlangsung sepanjang tahun ini sepertinya telah men-discount nilai kurs dan aset terkait lainnya, sehingga tidak terjadi volatilitas tinggi saat suku bunga naik.
Dampak dari kenaikan suku bunga AS lebih terasa di pasar Asia hari ini, major currency terlihat melanjutkan pelemahan terhadap dollar, dan emas berbalik turun. Sementara bursa saham Asia menguat mengikuti pergerakan Wall Street. Minyak mentah masih tertekan setelah Energy Information Administration melaporkan kenaikan stok minyak AS sebesar 4,8 juta barel.
Data ekonomi penting yang dirilis hari ini iklim bisnis Jerman yang diperkirakan naik tipis menjadi 109,2 dari sebelumnya 109,0. Dari Inggris akan dilaporkan data penjualan ritel bulan November yang diperkirakan naik 0,6% setelah turun 0,6% di bulan Oktober.
AS hari ini akan melaporkan indeks aktivitas manufaktur wilayah Philadelphia yang diprediksi naik menjadi 2,1 dari sebelumnya 1,9. Dan data klaim tunjangan pengangguran mingguan yang diperkirakan berkurang menjadi 271.000 dibandingkan pekan sebelumnya 282.000.
Melihat respon pasar Asia terhadap kenaikan suku bunga AS, di pasar Eropa kemungkinan juga akan merespon dengan pergerakan yang sama sebelum melihat rilis data ekonomi.
Terima Kasih
Sumber : Monex News (http://www.monexnews.com/register.htm?ref_wp=WP1005001A)
OPEC: Harga Yang Rendah Tidak Akan Lama
Harga minyak mentah yang berada di level terendah tujuh tahun tidak akan bertahan dan dapat bergerak ke atas dalam waktu setahun kedepan, dikatakan oleh Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah al-Badri pada hari Selasa, di tengah siklus harga yang rendah telah menyebabkan pemangkasan output di beberapa produsen.
Harga minyak telah jatuh sekitar dua pertiga sejak 2014, dengan harga minyak Brent pada hari Senin menyentuh level terendah sejak 2004 untuk hanya sedikit di atas $36 per barel.
Namun, sebagian besar analis, mengatakan jangan berharap untuk naik kembali ke level $100 sampai 2017 atau kedepannya, berpendapat bahwa produsen akan terus memompa lebih banyak dari yang di konsumsi.
Badri dalam dialog pertama OPEC-India Energy di New Delhi mengatakan bahwa saya sudah cukup lama di bisnis minyak, saya pernah melihat harga yang sangat tinggi dan sangat rendah dan saat ini adalah salah satunya, saya pikir kondisi ini tidak akan berlangsung lama.
Dia menambahkan bahwa dalam beberpa bulan atau tahun kondisi ini akan berubah.
Badri juga mengatakan bahwa OPEC tidak memiliki target harga tapi sedang mencari harga yang wajar yang berarti “beberapa negara anggota” dapat memiliki penghasilan yang layak dan dimana dapat berinvestasi untuk (berikan) lebih banyak suplai ke konsumen.
Sumber : Monex News (http://www.monexnews.com/register.htm?ref_wp=WP1005001A)
Emas Bergerak Tanpa Arah Jelang Keputusan Fed
Harga emas bergerak dalam kisaran sempit pada hari Rabu karena investor menunggu kesimpulan dari pertemuan kebijakan Federal Reserve dimana bank sentral AS diperkirakan akan naikan suku bunga pertama mereka dalam hampir sedekade.
Harga emas spot naik 0.2% di $1,063.80/onz pada pukul 09:05 WIB, setelah ditutup lebih rendah pada dua sesi terakhir.
Delapan tahun setelah resesi yang menghancurkan telah membuka era pelonggaran kebijakan moneter AS, the Fed yang pada hari Selasa memulai pertemuan selama dua hari dimana diperkirakan akan mengubah kebijakannya ke arah lain dan menaikan suku bunga ke dalam suatu perekononomian yang semakin normal.
Keputusan akan dirilis pada Kamis pukul 02:00 WIB, dengan pasar bersiap untuk “kenaikan” awal sebesar 25 bps. Keputusan itu akan diikutiĀ konfrensi pers oleh ketua Fed Janet Yellen untuk menjelaskan pernyataan kebijakan terbaru mereka.
Suku bunga yang lebih tinggi akan melukai permintaan untuk emas yang merupakan aset non imbal hasil, di saat itu menguatkan dollar.
Investor sudah mengirim emas turun10% pada tahun ini dalam mengantisipasi suku bunga yang tinggi dan penguatan dollar.
Logam mulia jatuh ke dekat level terendah enam tahun pada awal bulan ini.
Sumber : Monex News (http://www.monexnews.com/register.htm?ref_wp=WP1005001A)
- ← Sebelumnya
- 1
- …
- 23
- 24
- 25
- 26
- Selanjutnya →